Jumat, 13 Maret 2009

puyer

KEUNTUNGAN PUYER :

    1. Memberikan pilihan obat yang lebih luas, terutama bagi anak-anak dimana jenisnya terbatas.
    2. Memungkinkan pemberian dosis yang tepat sesuai berat badan.
    3. Memungkinkan pemberian banyak obat sekaligus.
    4. Memungkinkan harga obat lebih terjangkau.

Dimasa lalu, obat anak-anak terbatas jumlahnya sehingga harus ”dimodifikasi” dari obat untuk dewasa dengan cara menggerus tablet sehingga didapatkan dosis yang sesuai untuk anak-anak. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya puyer.

Untuk daerah terpencil dimana obat untuk anak sulit didapatkan, kelihatannya cara ini memang masih diperlukan. Lain halnya untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar, dimana akses terhadap obat bukanlah lagi suatu kendala.

Dengan cara menggerus beberapa macam obat sekaligus, bentuk puyer memungkinkan pemberian banyak obat kepada penderita dalam dosis sekali minum. Namun, perlu disadari pula, menurut beberapa guideline atau tatalaksana penyakit dari situs kesehatan terkemuka seperti WHO dan AAP, sebetulnya tidak banyak penyakit yang memerlukan beberapa macam obat sekaligus. Penyakit yang umum diderita anak, misalnya demam, batuk pilek, diare dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya, cukup diobati dengan parasetamol. Diare cukup ditangani dengan pemberian cairan rehidrasi oral atau oralit.

Keunggulan lain dari puyer adalah harganya yang terjangkau. Tentunya dengan catatan jika puyer dibuat dari obat generik.

KERUGIAN PUYER

    1. Menyalahi kaidah Good Manufacturing Practice.
    2. Off label use – bungkusan puyer tidak mencantumkan kandungan obat dan tanggal kadaluarsa.
    3. Kemungkinan tercemarnya obat dengan sisa obat lain yang tertinggal pada mortar.
    4. Kemungkinan terjadinya interaksi antar obat dalam satu resep puyer.
    5. Menimbulkan resiko terjadi polifarmasi dan dosis berlebihan.
    6. Pencampuran obat dalam puyer menyulitkan penelusuran reaksi alergi.
    7. Stabilitas obat tertentu dapat menurun dan toksisitas obat dapat meningkat bila bentuk aslinya digerus.
    8. Toksisitas obat dapat meningkatKemungkinan terjadi kerusakan obat akibat proses penggerusan.
    9. Efektivitas obat dapat berkurang karena sebagian obat menempel pada alat.

Di pabrik, obat telah melalui serangkaian proses yang memastikan keamanan dan kebersihannya. Obat dikemas dalam bungkus berstandar tertentu, mencantumkan tanggal produksi, kode batch dan tanggal kadaluarsa. Ini memungkinkan pabrik melakukan penelusuran bila dikemudian hari diketemukan masalah pada obat yang diproduksinya.

Bila obat-obatan tersebut dibuka dari bungkusnya dan digerus menjadi satu, kemudian dibungkus dalam kemasan kertas, akan ada beberapa data yang hilang, yaitu kandungan obat dan tanggal kadaluarsa. Selain itu, tentu ada alasannya mengapa pabrik obat harus memenuhi prosedur tertentu dan standar kebersihan tertentu. Inilah mengapa puyer dikatakan menyalahi kaidah Good Manufacturing Practice, ditambah tidak adanya jaminan bahwa campuran puyer adalah homogen, dan setiap bungkusan berisi jumlah dosis yang sama, mengingat pembagian obat ke dalam kertas pembungkus puyer dilakukan berdasarkan perkiraan semata dan tidak menggunakan timbangan akurat.

Puyer dibuat dengan cara menggerus obat dengan menggunakan alat yang disebut mortar. Ada kemungkinan obat tercemar dengan sisa obat lain yang tertinggal pada mortar. Apalagi tidak bisa dipastikan apakah apoteker atau asisten apoteker selalu mencuci mortar setiap selesai meracik satu resep.

Pencampuran beberapa obat yang digerus menjadi satu, memperbesar kemungkinan terjadi interaksi antar obat dalam satu resep puyer. Misalnya, jika parasetamol berinteraksi dengan diazepam atau luminal, akan menghasilkan metabolit yang membahayakan hati, khususnya pada anak yang organ tubuhnya belum berkembang sempurna. Hal ini juga bergantung pada pengetahuan dokter, padahal farmokologi tidak banyak diberikan di bangku kuliah, karena merupakan ilmu yang lebih banyak dipelajari oleh apoteker.

Puyer juga menimbulkan resiko terjadi polifarmasi dan dosis berlebih, misalnya jika dokter meresepkan merek obat yang berbeda dengan kandungan aktif yang sama. Lagi-lagi, hal ini tergantung dari pengetahuan dan ”kesetiaan” dokter pada guideline atau tatalaksana penyakit, yang seharusnya menjadi acuan para dokter untuk menangani pasien. Karena disatukan dalam bentuk puyer, pasien seringkali tidak sadar bahwa obat puyernya terdiri dari beberapa jenis obat. Padahal jika diberikan secara terpisah, pasien akan tergerak untuk bertanya kepada dokternya, apakah memang diperlukan jumlah obat sebanyak itu ?

Pencampuran obat juga menyulitkan dokter untuk menelusuri obat mana yang menyebabkan reaksi alergi pada pasien. Analoginya seperti menelusuri makanan mana yang menyebabkan alergi, akan lebih mudah dilakukan observasi jika kita memberikan satu jenis makanan baru pada satu satuan waktu.

Proses penggerusan juga beresiko menimbulkan kerusakan pada obat karena sifatnya. Stabilitas obat tertentu dapat menurun, misalnya bentuk tablet salut selaput (film coated) atau obat yang tidak stabil (misalnya asam klavunat) atau higroskopis (misalnya preparat yang mengandung enzim pencernaan). Sedang preparat lepas lambat bila digerus akan kehilangan sifat lepas lambatnya, sehingga toksisitas obat dapat meningkat.

Hal lain yang patut diperhatikan, obat dalam bentuk sediaan asli sudah melewati proses penelitian efektivitas kadar terapetik dalam darah. Sedangkan puyer, dengan kombinasi yang sangat bervariasi tergantung resepnya, tidak memungkinkan dilakukannya penelitian efektivitas ini. Belum lagi efektivitas obat dapat berkurang karena sebagian obat akan menempel pada alat dan kertas pembungkus, terutama pada obat yang dibutuhkan dalam jumlah kecil seperti klorpromazin.

KEJADIAN TERKAIT PUYER & PANDANGAN TENTANG PUYER DI NEGARA LAIN

Pada tahun 2006, sebuah badan kesehatan di Taiwan, TRHF (Taiwan Health Care Reform Foundation) menggelar konferensi pers untuk mengangkat kejadian-kejadian fatal yang melibatkan puyer.

    1. Terjadi ketidaksengajaan pemberian obat dewasa untuk anak laki-laki berusia 5 tahun sehingga anak tersebut menerima 10x dosis seharus-nya. Akibatnya, ia menderita kerusakan liver yang serius.
    2. Puyer flu untuk gadis cilik berusia 6 tahun tercemar hormon yang tertinggal di mortar.
    3. Ketidaksengajaan tertumpahnya hypoglicemic ke dalam botol dispensi antihistamin. Ketika resep itu diberikan kepada 122 anak, menye-babkan kejadian fatal pada 11 pasien termasuk kematian seorang bayi berusia 9 bulan.

FDA (Food and Drug Administration), sebuah badan yang memberikan ijin untuk penggunakan obat di Amerika, mengakui bahwa adakalanya harus dilakukan modifikasi obat dari bentuk sediaan lain menjadi puyer. Tetapi, mereka menyatakan konsumen harus sadar bahwa “compounded drugs”, atau pencampuran obat yang digerus menjadi satu seperti yang lazim dipraktekkan pada peresepan puyer di Indonesia, tidak termasuk kategori obat yang mendapat persetujuan FDA karena belum diverifikasi keamanan dan efektivitasnya.

Tampaknya memang diperlukan pernyataan dan ketegasan dari badan yang berwenang serta perangkat hukum yang memadai untuk membatasi mana campuran obat yang aman serta efektif, mana yang tidak. Di Texas, sebuah apotik dituntut karena membuat ”compounding prescription drugs” yang tidak disetujui oleh FDA. Menurut hukum yang berlaku, apotik berlisensi secara legal memang dapat membuat obat sesuai kebutuhan pasien dengan menggabungkan, mencampur dan mengganti kandungan obat sesuai dengan resep yang dibuat dokter, namun campuran obat tersebut harus mendapat persetujuan dari FDA. Hal seperti ini yang belum diatur di Indonesia.

SEBAGAI KONSUMEN KESEHATAN, APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN ?

Menyikapi kontroversi puyer, tak kurang dari pejabat IDI, IDAI dan Menkes menyampaikan pernyataan mereka dalam berbagai kesempatan. Intinya, puyer masih bisa dan aman dikonsumsi selama sesuai dengan aspek teknis dan kontentual yang dipersyaratkan. Ini berarti, peresepan puyer sangat tergantung dari keahlian dan pengetahuan dokter, sedang pembuatannya sangat tergantung dari pengetahuan dan kepatuhan apoteker terhadap syarat teknis. Mengingat farmakologi adalah bidang yang lebih dikuasai oleh apoteker ketimbang dokter, seharusnya apoteker dapat memberikan masukan kepada dokter apabila menemukan resiko interaksi obat atau dosis berlebih pada suatu resep.

Pasien tidak perlu ragu bertanya kepada dokter masing-masing, bila ada yang diragukan dari resep puyer yang diterimanya.

Ada baiknya pasien juga membekali diri dengan artikel-artikel kesehatan dari situs terpercaya, terutama berkaitan dengan guideline atau tatalaksana dari penyakit yang umum. Misalnya, penyakit ”langganan” yang sering terjadi pada anak, seperti demam, batuk pilek, diare dan muntah. Hal ini sangat penting, karena dengan mengetahui tatalaksana penyakit, kita dapat menilai apakah layanan kesehatan yang diberikan dokter (atau rumah sakit) sudah tepat dan sesuai dengan tatalaksana.

Bagi penyedia layanan kesehatan (dokter dan rumah sakit), hal ini juga menguntungkan dan memudahkan. Banyak pasien yang tidak puas jika berobat ke dokter tanpa mendapatkan obat, terutama pada pasien anak. Padahal, penyakit yang diderita si anak hanyalah batuk pilek, misalnya, yang sebetulnya tidak membutuhkan berbagai macam obat. Akibatnya dokter jadi terbebani untuk mengobati gejala yang timbul, dan melupakan kewajiban yang seharusnya dilakukan, yaitu mengedukasi pasien (atau orang tua pasien, dalam hal pasien anak) mengenai tatalaksana penyakit.

Hal ini sangat penting mengingat sebetulnya ada banyak kerugian yang disebabkan oleh penggunaan puyer. Dengan adanya kesadaran dari kedua belah pihak, baik pasien (sebagai konsumen kesehatan) dan dokter atau rumah sakit (sebagai produsen), maka kerugian-kerugian ini dapat dihindari.

Apakah tepat, misalnya, pepatah a pill for an ill? Apakah memang diperlukan satu obat untuk satu gejala ? Sayang sekali jika tujuan konsultasi ke dokter bila hanya ingin mengobati gejala, dan bukannya mencari penyebab penyakit ? Apakah edukasi terhadap konsumen kesehatan tidak mungkin untuk dilakukan, terutama pada pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup ?

Sayangnya, di Indonesia agak sulit ditemukan situs yang mencantumkan tatalaksana penyakit, terutama pada situs yang dimiliki oleh organisasi kesehatan di Indonesia, seperti IDI, IDAI, atau situs milik beberapa teaching hospital di Indonesia seperti RSCM atau RS Persahabatan.

Berhati-hatilah mencari informasi dari situs kesehatan yang mendasarkan diri pada opini atau pengetahuan pribadi seseorang yang kebetulan mempunyai titel di bidang kesehatan, tanpa mencantumkan sumber referensi. Atau, situs yang disponsori produsen kesehatan tertentu, yang memungkinkan adanya conflict of interest karena dilatarbelakangi oleh kepentingan produsen yang bersangkutan. Lebih baik mencari informasi tatalaksana penyakit dari situs yang mencantumkan referensinya dengan jelas, contohnya :
http://www.sehatgroup.web.id

Sebaliknya, di luar negeri, banyak sekali situs dari organisasi kesehatan terpercaya seperti WHO, AAP, CDC, atau situs milik teaching hospital di masing-masing negara, yang menyediakan informasi bagi orang tua. Di negara maju, tampaknya edukasi kepada konsumen kesehatan sangat dipentingkan, jadi dokter tidak hanya berkutat pada pengobatan gejala penyakit seperti yang lazim terjadi di Indonesia.

Hal yang terakhir ini penting juga untuk diketahui : jangan karena kita terpaku pada ketakutan mengkonsumsi puyer, lalu beralih kepada pengobatan herbal atau alternatif lainnya yang belum tentu aman dan efektif. FDA mengeluarkan daftar yang cukup lengkap mengenai obat-obat herbal (kebanyakan dari Cina) yang dinyatakan tidak aman untuk dikonsumsi terkait dengan kandungannya.

Mari jadikan diri kita sebagai konsumen kesehatan yang cerdas dan bijak.

Sumber :
1. Seminar “Puyer : Quo Vadis ?” tanggal 3 Mei 2008 di FKUI
2. http://www.thrf.org.tw/EN/Page_Show.asp?Page_ID=545
3. http://www.fda.gov/consumer/updates/compounding053107.html
4. http://www.ncahf.org/digest07/07-50.html
5. dan sumber lainnya

Kamis, 25 Desember 2008

VASEKTOMI TANPA PISAU

Pemakaian dan pelayanan kontrasepsi yang RASIONAL adalah merupakan bagian dari PROGRAM KESEHATAN PENCEGAHAN. Dalam hal ini pemakaian kontrasepsi ditujukan untuk melindungi IBU dari KEHAMILAN yang tidak diinginkan.

Kehamilan dan melahirkan adalah kodrat wanita, namun demikian adakalanya suatu kehamilan, persalinan dan masa nifas dapat mengalami gangguan ( komplikasi ) yang jika tidak mendapat pertolongan yang capat dan tepat dapat merenggut nyawa ibu. Tidak dapat diduga sebelumnya apakah suatu kehamilan, persalinan atau masa nifas akan berkomplikasi atau tidak. Oleh karena itu setiap kehamilan, persalinan atau masa nifas harus dianggap sebagai berisiko

Secara nasional, hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2003 membuktikan bahwa angka kematian ibu ( AKI ) akibat kehamilan, persalinan dan nifas adalah 307 per 100.000 persalinan. Angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan AKI negara-negara anggota Asean. Strategi untuk menurunkan AKI adalah SETIAP KEHAMILAN HARUSLAH KEHAMILAN YANG DIRENCANAKAN, hal ini dapat dicapai melalui pemakaian kontrasepsi yang efektif rasional.

Ada banyak jenis kontrasepsi yang tersedia, dari sekian banyak tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, Kelompok Sementara Jangka Pendek, yaitu Kondom, Spermatisid, Pil, Suntik. Kelompok Sementara Jangka panjang, yaitu Suntik, Implant, AKDR. Dan kelompok pengakhiran kesuburan. yaitu Tubektomi untuk wanita dan Vasektomi untuk pria

Ada tiga pilihan tujuan pemakaian kontrasaepsi, pertama untuk tujuan menunda kehamilan pertama, kedua untuk mengatur jarak kehamilan dan ketiga untuk mengakhiri kesuburan. Berdasarkan pada pilihan tujuan ini, maka untuk tujuan menunda kehamilan pertama, kelompok kontrasepsi yang rasional adalah kelompok kontrasepsi sementara jangka pendek. Sedangkan untuk mengatur jarak kehamilan, jenis kontrasepsinya adalah kelompok sementara jangka panjang. Kemudian untuk mengahiri kesuburan, jenis kontarasepsinya adalah kontrasepsi mantap.

Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran benih yaitu saluran yang menyalurkan sel benih jantan (spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu diproduksi menuju kantung mani (vesikulaseminalis) sebagai tempat penampungan sel benih jantan sebelum dipancarkan keluar pada saat puncak sanggama (ejakulasi). Ektomi atau ektomia artinya pemotongan sebagian. Jadi vasektomi artinya adalah pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi lainya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu/tersumbat.

Akibat dari pemotongan dan pengikatan saluran benih ini, maka sel benih yang diproduksi pada buah zakar tidak bisa keluar dan terbendung pada saluran benih bagian sisi testis yang diikat. Akibat pemotongan dan pengikatan saluran benih ini, fungsi buah zakar sebagai organ yang menghasilkan sel benih jantan dan hormon kelamin tidak terganggu, sehinga nafsu birahi pada laki-laki yang menjalani vasektomi tidak terganggu.Air mani tetap dipancarkan pada saat puncak sanggama, tapi tidak mengandung sel benih jantan. Efek inilah yang dimanfaatkan sebagai cara kontrasepsi mantap. Sel benih yang terbendung pada saluran yang diikat akan mati setelah kurang lebih 100 hari. Sebaliknya fungsi buah zakar (testis) dalam memproduksi sel benih dan fungsi – fungsi lainya tetap berjalan.

Vasektomi telah dikenal kurang lebih 100 tahun yang lalu. Penelitian dan percobaan pada binatang serta aplikasi pada manusia telah dilakukan oleh para ahli diseluruh dunia, para ahli tersebut antara lain; Sir Astley Cooper, Reginard Harrison 1893, Felix Guyon, Harry Sharp 1893, Wood 1900, Prous 1904, Eugene Steinach 1910.

Vasektomi sebagai cara kontrasepsi mantap, pertama kali didunia dilakukan oleh para ahli di India pada tahun 1954. di Amerika pada tahun 1960. Association for Voluntary Surgical Contraseption (AVSC) INTERNATIONAL suatu lembaga internasional yang bermarkas di New York mengembangkan pelayanan kontraepsi mantap sukarela yaitu Tubektomi untuk wanita dan Vasektomi untuk pria.. Pada tahun 1970 pemerintah Indonesia mengirim tenaga ahli ke India. Pada tahun 1971 vasektomi dilaksanakan di Indonesia. Pada tahun 1974, Prof.Dr.Li Shun Qiang dari Cina mengambangkan tehnik bedah minor tanpa menggunakan pisau bedah untuk melakukan vasektomi yang disebut No Scalpel Vasectomy / vasektomi tanpa pisau dengan hasil pebedahan yang halus dan kerusakan jaringan yang sangat minimal. Sejak tahun 1986 hingga sekarang tehnik ini digunakan diseluruh dunia termasuk di Indonesia dan diakui oleh AVSC.

Vasektomi Tanpa Pisau, adalah suatu tehnik bedah minor tanpa menggunakan pisau bedah. Kantung buah zakar (skrotum) dilakukan pembiusan lokal, kemudian dibuat lobang (one hole) kurang lebih 2-3 cm dibawah pangkal zakar (penis), saluran benih dipotong 0,5 – 1 cm dan diikat pada ujungnya. Luka operasi tanpa dijahit, hanya ditutup dengan tensoplast (band aid). Proses tindakan vasektomi hanya membutuhkan waktu sekitar 10 – 15 menit bila dilakukan oleh tenaga dokter yang terlatih atau kompeten. Tindakan vasektomi tidak perlu rawat inap, dapat kembali bekerja seperti biasa. Luka operasi akan sembuh/kering dalam waktu 3-5 hari.

skrotum lokal anestesi pemotongan vas deferens penutupan luka operasi

Di seluruh dunia jumlah peserta vasektomi kurang lebih 43 juta . di Amerika 13 % dari jumlah Pasangan Uia Subur di negeri itu. Di Indenesia 1% dari total pengguna kontrasepsi. Di Jakarta tahun 2005 kurang lebih 960 akseptor.

Vasektomi tanpa pisau ditujukan sebagai cara kontrasepsi mantap pria bagi Bapak-bapak dari suatu Pasangan Usaia Subur (PUS) yang telah memiliki jumlah anak cukup. Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia menetapkan suatu persyaratan yamg haris dipenuhi oleh calon akseptor yaitu SYARAT SUKARELA, BAHAGIA DAN SEHAT.

Pelaksanaan tindakan /pemedahan dilakukan melalui serangkaian proses yang terdiri dari konseling pra tindakan, penyaringan medik, pelaksanan tindakan, konseling pasca tindakan dan kontrol pasca tindakan.

Kekhawatiran setelah vasektomi.

Apakah setelah vasektomi, kemampuan ereksi tetap sempurna ? dan apakah masih tetap memancarkan air mani ?

Jawabannya, vasektomi tidak mempengaruhi ereksi dan air mani tetap memancar, yang dihambat adalah cairan sperma (sel benih). Lihat mekanisme ereksi dan gambar sebelum dan setelah vasektomi dibawah ini.

Sebelum Vasektomi

Sesudah Vasektomi


Kamis, 20 November 2008

PEDOMAN MENGHADAPI KECELAKAAN

PEDOMAN MENGHADAPI KECELAKAAN

I. PENGANTAR

- Terjadi mendadak saat tidak siap

- Menimbulkan ketakutan dan panik

- Mencegah atau menghindari lebih baik, lebih mudah dan lebih murah

- Yang penting bekerja tidak ceroboh dan waspada

II. Tindakan Pertama Pada Kecelakaan

1. Tidak boleh panik

- Bukan berarti boleh lamban

- Bertindak tenang cekatan tetap

tenang

2. Perhatikan pernafasan korban

- Bila berhenti : Buat pernafasan

buatan

- Tanda –tanda berhenti :

* dada tak bergerak

* dari hidung tidak ada aliran

udara

3. Hentikan Perdarahan

- Pada pembuluh darh besar 3 – 5

menit dapat menyebabkan kematian

- Pada tempat perdarahan tekan

dengan saputangan/kain bersih

kemudian ikat dengan dasi, baju,

ikat pinggang dll

- Letakkan daerah yang berdarah lebih

tinggi

- Torniket boleh dikenakan bila

tangan atau kaki hancur

4. Perhatikan Tanda – tanda shock

Bila ada :

- Baringkan telentang, kepala lebih rendah

- Bila muntah, tersedak telungkupkan

kepala lebih rendah

- Cedera di dada dan sesak nafas letakkan

dalam sikap setengah duduk

Tanda – Tanda Shock :

- Kesadaran menurun

- Nadi cepat kemudian melemah, lambat dan menghilang

- Mual

- Kulit dingin, lembab pucat

- Nafas dangkal atau tak teratur

- Mata hampa, tak bercahaya, pupil leb

5. Pemindahan Korban :

- Jangan terburu – buru kecuali tempat tersebut tidak memungkinkan

- Tentukan dulu jenis dan

keparahannya

- Bila ada perdarahan dihentikan dulu

- Tulang – tulang yang patah dispalk dulu

- Diusahakan kepala tetap terlindung

- Hindari pernafasan tersumbat

- Bila diusung dua orang letakkan kepala dekat pengusung di belakang

III. Mencegah Kecelakaan

1. Perhatikan keadaan sekitar

2. Harus memahami peralatan yang digunakan

3. Memakai alat pelindung

4. Alat – alat listrik :

- Steker : * Jangan mencabut di

kabelnya

* Tangan jangan basah

- Sekering : Bila putus ganti yang

sesuai

- Kabel : Pakailah kabel yang sesuai

- Setrika listrik :

· matikan bila ditinggal

· letakkan ditempat yang benar

· kabel yang sudah tua sebaiknya ganti yang sesuai

- Pesawat televisi :

· Matikan aliran listrik bila tidak dipakai

- Pisau dan alat – alat tajam lainnya

· pisau/gunting selalu dalam keadaan tajam

· simpan ditempat yang aman

PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN

I. Benda asing dalam kulit :

Jarum, duri, benda – benda runcing yang lain yang mengenai tangan atau kaki

- Tangan/kaki istirahatkan

- Jangan berusaha mengeluarkan

II. Cedera kepala

1. Perdarahan :

- Dihentikan dengan menekan langsung ditempat luka

- Tutup dengan kasa steril

- Balutan yang menekan

- Jangan dilakukan bila ada patah tulang kepala

2. Luka terbuka :

- Hentikan perdarahan seperti no 1

- Gunting rambut sekitar luka

- Bersihkan luka dengan cairan steril

- Tutup dengan kasa steril, lalu dibalut

3. Memar

Ada benjolan lembek ditempat pukulan

- Baringkan dengan bantal agak tinggi

- Kompres dengan air dingin/es

- Bila benjolan makin besar bawa ke dokter

4. Gegar otak

Tanda – tandanya :

- pingsan

- lupa kejadian – kejadian sebelum/sesudah kejadian

Pertolongan :

- Baringkan dengan kepala menghadap kesamping

- Bersihkan mulut dan saluran nafas dari kotoran

- Jangan terlalu sering diangkat

- Mengusung penderita lakukan seperti pada patah tulang leher

- Bila sudah sadar kirim ke RS

-

III. Patah tulang

Tanda – tanda :

- Bengkak

- Panas

- Nyeri

- Tidak berfungsi

- Jangan menolong/mengangkat penderita sembarangan

- Beri spalk

IV. Pingsan

1. Pingsan biasa

Penyebab :

- Terik matahari

- Tidak makan pagi

- Orang tua yang berbaring lama kemudian berdiri

Biasanya pada orang – orang :

- Anemi

- Lelah

- Takut

- Tidak tahan melihat darah

Pertolongan :

- Baringkan ditempat teduh dan datar

- Kepala diletakkan lebih rendah

- Bila muntah kepala dimiringkan

- Kompres dikepala dengan air dingin

- Hembuskan uap amoniak dihidung

2. Pingsan karena panas :

Bekerja ditempat panas bisa terjadi :

- Heat exhaustion

- Heat stroke

Heat exhaustion :

- Mula – mula jantung berdebar – debar

- Keringat bercucuran

- Mual

- Muntah

- Sakit kepala

- Pingsan

Pertolongan :

- Seperti pingsan biasa

- Setelah sadar beri minum air garam 0,1 % dingin

Heat Stroke :

Lebih berat dari heat exhaustion

Tanda – tanda merasa mendadak udara sekitar panas

- Keringat menghilang

- Merasa lemah

- Sakit kepala

- Berjalan tidak bisa tegak

- Mengigau

- Pingsan

- Muka merah

- Pernafasan cepat

Pertolongan :

- Baringkan ditempat teduh banyak angin atau beri kipas angin

- Kompres dengan air dingin/es

- Usahakan tidak menggigil dengan memijat kakidan tangan

- Hentikan kompres setelah suhu menurun

- Kirim ke RS

Patah tulang leher

- Digolongkan kecelakaan berat

- Penyebab pukulan yg keras :

· jatuh

· terpukul benda

Tanda – tanda :

- tangan dan kaki perasaannya hilang atau lemah

Pertolongan :

- Perdarahan dihentikan

- Bersihkan jalan nafas

- Pernafasan buatan bila diperlukan

- Beri balutan untuk untuk membatasi gerakan

- Angkat keatas usungan kayu

- Beri bantal pasir kanan kiri leher

- Kirim ke RS

Patah tulang lengan atas

Tanda – tanda :

- nyeri tekan pada tempat yang patah

- nyeri sumbu

Pertolongan :

- Pasang bidai sepanjang lengan atas

- Beri balutan

- Ikat bidai dengan pembalut gantungkan ke leher dengan :

· siku terlipat

· lengan merapat ke dada

Patah tulang lengan bawah

Tanda – tanda sama seperti patah tulang lengan atas

Pertolongan :

- Pasang bidai sepanjang lengan bawah

- Gantungkan ke leher seprti patah tulang lengan atas

Bidai bisa dibuat dari papan atau kertas koran

Patah tulang paha

Tanda – tanda sama dengan patah tulang lengan

Pertolongan :

- Bila letak patah di bagian atas pasang bidai dari kaki sampai pinggang

- Bila lebar patah dibagian bawah bidai cukup sampai pinggul

Terkena arus listrik

Voltase tinggi :

- Lebih mengejutkan

- Kadang – kadang kurang berbahaya dibanding arus sedang

Voltase dibawah 200v :

- Mengacaukan denyut jantung

Voltase diatas 1000v :

- Menghentikan pernafasan

Voltase antara 200v – 1000v :

- Mengacaukan denyut jantung

- Menghentikan pernafasan

Dapat menimbulkan luka bakar :

- bentuk bulat/lonjong

- batas tegas

Pingsan bisa lama dengan pernafasan berhenti, denyut nadi biasanya masih terasa

Pertolongan :

- Lepaskan kabel atau sumber panas

- Penolong harus melindungi diri dengan :

· Berdiri diatas kayu kering

· Pakai sepatu karet

· Pakai galah kayu kering

Terbakar sinar pengelas

Cahaya yang merusak mata :

- pengelas

- matahari

- pantulan dari air

Tanda :

- Silau

- Gatal

- Berair

- Berkerut rapat – rapat

Pertolongan :

- tetesi obat mata

- kompres es → sakit mereda

- selama 8 jam mata diistirahatkan

· tidak memandang cahaya

· tidak membaca

Kejang otot (kram)

Penyebab :

- Keletihan : biasanya malam hari ketika mau tidur

- Dingin : waktu berenang

- Panas : olah raga di udara panas

Bekerja di ruang panas

Untuk menghindari :

- Jangan minum air tawar

- Minum diberi sedikit garam

Kejang otot (kram)

Penyebab :

  1. Letih : biasanya malam hari, sewaktu

tidur

Pertolongan :

- Otot betis : berdiri jinjit kemudian sertakan tumit kebawah atau melemaskan otot dengan memijit kearah jantung

  1. Berenang

Pertolongan :

- Menarik lutut kedada sambil berusaha

mengapung

- Pijit otot yang kejang

- Bila sangat sakit beri tanda bila anda minta pertolongan

  1. Panas

- Olah raga di udara panas

- Bekerja dalam ruangan panas

Pertolongan :

- baringkan di tempat sejuk

- beri minum air garam (setengah liter/2 gelas air beri garam 1 sendok teh)

- Pijit dengan obat gosok

- Istirahat 1 – 2 hari